Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2013

Kyai Anumerta

Gambar
Bukan hanya prajurit yang bisa memperoleh pangkat anumerta. Di Rembang ada kyai anumerta. Pak Saleh dan Pak Nasikun tidak terkenal ‘alimnya. Tidak juga punya pesantren. Mereka hanya guru-guru di Madrasah Diniyyah Nawawiyyah, di Tasik Agung, Rembang. Pak Saleh Kepala Madrasah, Pak Nasikun Wali Kelas II. Untuk ukuran Rembang, itu belum cukup menjadi modal untuk dipanggil kyai. Pagi hari Pak Saleh berangkat ke pasar dengan sepeda bututnya, memboncengkan bongkokan kain berisi rupa-rupa pakaian murahan. Itu adalah dagangannya. Sebagian besar berupa sruwal (celana pendek kombor) yang pada pertengahan 1970-an itu biasa dijual seribu-tiga: dengan seribu rupiah bisa kau dapat tiga potong celana. Pak Saleh tak punya los. Dagangannya cukup digelar di mana pun ia mendapati tempat kosong di emperan pasar Rembang itu. Masuk waktu dhuhur, tak perduli sudah laku atau tidak, Pak Saleh kukut pulang. Jam dua siang sudah tiba di gedung Madrasah, dua kilo dari rumahnya di kampung Sawahan.