Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2013

Perjumpaan

Gambar
Hati menelisik Membisik potongan mozaik Mata kian terpana Bersembunyi dibalik pesona Rasa berpendar warna Mengusik bak dahaga Engkaulah yang disana Menggemgamku dalam sapa Hari meniti waktu Membuatku kian termangu Jumpa memungut rasa Menari memupuk asa Lepas kekang lidahku Menutur aku dan kamu Dalam asa kita ... Dipan merah tua, 24 April 2013

Rasa Malu

Gambar
Kenapa kita pergi ke mall atau pasar induk memakai celana atau rok? Kenapa kita tidak telanjang saja? Kenapa? Banyak jawabannya, mulai dari tidak nyaman, takut ditangkap security, dsbgnya. Tapi pada intinya karena kita malu. Silahkan cek peraturan mall-mall di Indonesia, tidak semua mencantumkan aturan berpakaian, apalagi pasar induk. Jadi ya sebenarnya bebas-bebas saja mau pakai apa atau tidak pakai apa. Lantas kenapa kita tidak melakukannya? Tidak telanjang? Karena sungguh rasa malu.  Kenapa kita tidak koar-koar kemana-mana, bilang kalau kita ini gantengnya setengah mati, atau cantiknya pol tak terkira? Kenapa kita tidak dengan PD-nya mengaku-ngaku kita keren dan hebat? Karena rasa malu. Memangnya ada yang melarang kalau kita meng-klaim hal tersebut? Tidak ada. Jadi sebenarnya ya silahkan saja kalau mau ngaku-ngaku demikian. Lakukan. Tapi rasa-rasanya mayoritas kita pasti malu melakukannya, bukan? Kenapa kita tidak kencing di tengah orang ramai? Misalnya di halte, atau di

Kontroversi Dalam Kartini

Gambar
Di blog ini sebenarnya sudah ada tiga catatan tentang Kartini. Yakni  Kartini Pejuang Kaum Pribumi ,  Pemikiran Kartini , dan terakhir Meragukan Surat-Surat Kartini . Catatan tersebut saya posting pada bulan april 2011 lalu. Catatan sebelumnya dan kali ini sama sekali tidak bermaksud mengecilkan jasa-jasa seorang R.A. Kartini yang turut membangkitkan semangat kaum wanita Indonesia untuk maju. Juga tidak merendahkan penghargaan gelar pahlawan kepada beliau oleh pemerintah. Tapi hanya ingin menyadarkan kita bahwa tidak sepenuhnya sejarah itu mutlak benar, dan apa-apa yang kita yakini kebenarannya saat ini bisa saja sebuah kekeliruan yang harus dikoreksi. Ibarat adagium yang diciptakan oleh para penyanyi Seurieus, Pahlawan juga Manusia. Sosok Kartini tak luput dari sisi kontroversial yang dimunculkan oleh pihak2 yang mempertanyakan keotentikan surat-surat Kartini vis a vis orisinalitas pemikirannya. Apakah betul RA Kartini itu mampu mengucurkan pikiran2 avant garde (mel